Senin, 14 November 2016

Nias dengan Kekhasan Bahasanya

Nias merupakan salah satu dari misteri besar Indonesia. Tipe khas budaya megalitik yang muncul di Nias tidak dikenal di daerah lain mana pun di Indonesia, misalnya arsitektur rumah raja-raja di kampung-kampung Nias Selatan agaknya unik. Kebiasaan dan tradisi masyarakat Nias tidak terkait dengan kebiasaan dan tradisi yang terdapat di pulau-pulau tetangga Nias tetapi memiliki banyak keserupaan dengan kebiasaan dan tradisi dari tempat-tempat yang lebih jauh, yang mengindikasikan bahwa masyarakat Nias mungkin berasal dari tempat yang jauh itu.

Pulau Nias yang tergolong kecil tetapi memiliki perbedaan bahasa yang dipakai di setiap daerahnya. Perbedaan yang signifikan bisa dilihat antara bahasa di daerah Nias bagian Utara atau barat dengan bahasa di daerah Nias bagian Selatan. Atau antara bahasa di Nias bagian Selatan dengan Nias bagian tengah. Lebih uniknya lagi misalnya di daerah Nias Selatan ; antara desa dengan desa yang lain pasti dialeknya berbeda, bahkan desa bertetangga saja pun pasti berbeda. Misalnya antara Desa Hilimaemölö dengan Desa Hilisimaetanö, antara Desa Bawömataluo dengan Desa Siwalawa atau Ono Hondrö, dll. Tetapi dengan perbedaan itu, maka pada umumnya masyarakat Nias Selatan mudah mengenal asal kampung atau desa seseorang dari logat atau dialek bahasanya, begitu juga untuk membedakan asal daerah seseorang dari Nias Selatan dengan Nias Tengah atau dengan Nias Utara.

Secara umum masyarakat Nias membedakan bahasa Nias sesuai dengan daerahnya menjadi 4 bahasa yaitu bahasa Nias Utara (biasa disebut Li Niha Gunusitoli), Bahasa Nias Barat (biasa disebut Li Niha Lahömi), bahasa Nias Tengah (biasa disebut Li Niha Gomo) dan bahasa Nias Selatan (biasa disebut Li Niha Taludala). Sebenarnya tidak ada sesuatu yang mengatur penggolongan bahasa tersebut tetapi ini terbentuk dengan sendirinya ditengah-tengah masyarakat Nias.

Cakupan daerah yang berbahasa Nias Utara yang disebut Li Niha Gunusitoli adalah daerah Gunung Sitoli dan sekitarnya, Li Niha Lahömi : Sirombu, Mandrehe dan sekitarnya, Li Niha Gomo : Gomo dan sekitarnya, Li Niha Taludala : Teluk Dalam, Tello, dan sekitarnya.

Pada waktu Injil masuk di Nias, telah membawa perubahan yang yang sangat drastis dalam pola hidup masyarakat Nias. Salah satu kontribusi/sumbangsih para misionaris di Nias yang sampai hari ini bisa kita nikmati adalah terjemahan Injil dalam bahasa Nias (Li Niha Gunusitoli) yang menjadi buku pertama berbahasa Nias dan disusul dengan buku nyanyian gereja.

Dengan penyebaran Injil tersebut diseluruh Nias, secara tidak langsung telah membuat Li Niha Gunusitoli menjadi bahasa nasional masyarakat Nias. Jadi tidak heran kalau orang Teluk Dalam, Orang Gomo, dll, bisa berbahasa atau paling tidak  mengerti Li Niha Gunusitoli, sedangkan orang dari Nias Utara susah mengerti apalagi mempraktekkan bahasa Nias Selatan karena tidak biasa mendengarnya dan juga karena percakapannya halus dan cepat.

Sebagai contoh perbedaan bahasa tersebut bisa kita lihat antara Li Niha Taludala dengan Li Niha Gunusitoli :

Bhs Indonesia                    Li Niha Gunusitoli           Li Niha Taludala 
Makan
Manga
Mana
Bawa kemari…!
Ohe bada’a…!
Doro ga…..!
Dimana ?
Hezo..?
Haega
Tunggu sebentar…!
Baloi sabata…!
Sabata wa’e….!
Dll
Dll
Dll

Selain perbedaan dalam kosa kata dan percakapan seperti contoh diatas, kalau dicermati ada beberapa perbedaan dalam abjad/huruf diantara ke 4 pembagian Li Niha di Nias. Seperti contoh di bawah ini :

  Bhs Indonesia                  Li Niha Gunusitoli    Li Niha Taludala           
Dimana baju saya   tadi, Nak ?
                                 
Hezoso nukha gu nomege, Nogu ?
Haegaso nukha gu noma’e, ΰa ?
Mengapa itu banyak sekali ?
Hanawa oya da’ö sa’e ?
Haΰa ΰa’oya e hö’ö ?
Waduh…makanannya habis di makan……!
Ele…ahori wö i’a gö nia…!
Aö…a’oi i’ae….!
           
NB :   1.   Jenis abjad/huruf (ΰ) hanya merupakan perkiraan dari penulis karena jenis hurufnya tidak ada.
2.      Contoh ketiga, saya diberi masukan oleh Bapak Waspada Wau (A. Chermien Wau), beliau mengatakan bahwa kalimat “aö…a’oi i’ae…!” merupakan kalimat yang terdiri dari “ 8 (delapan) abjad vokal ” dan bisa dikatakan bahwa tidak ada bahasa di dunia ini yang bisa terangkai oleh 8 abjad vokal seperti kalimat dalam bahasa Nias (Li Niha Taludala).
3.      Secara keseluruhan ke 4 Li Niha persamaannya adalah tidak memiliki abjad/huruf “P”.
4.      Kalau ada tambahan ataupun koreksi dari teman-teman langsung saja kita diskusikan di kolom “kese-kese”. Atau kirim e-mail ke “bargham@qualtindo.com or bargham@plasa.com ”
  
S A R A N / U S U L

Dalam rangka untuk melestarikan bahasa Nias, secara pribadi saya melalui tulisan ini, dengan senang hati mendukung adanya website ini dimana di dalamnya ada Kamus Bahasa Nias – Indonesia on-line. Sebagai saran kepada para pengelola website ini, agar kamus bahasa Nias kita bisa mewakili keragaman Li Nono Hiha tersebut, maka sebaiknya di dalam kamus tersebut ditambahkan kolom sinonim dari Li Niha Lahömi, Li Niha Gomo & Li Niha Taludala. Sehingga masyarakat Nias yang terbagi menurut perbedaan bahasa tersebut bisa memberikan input untuk melengkapi kamus ini dan pada akhirnya kamus ini akan menjadi one of the BIG ASSET dari website ini dan juga Kamus Li Nono Niha akan memiliki khas tersendiri dibanding dengan kamus-kamus bahasa daerah lain bahkan mungkin di dunia ini.

Sumber :Bargham Dachi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar