Nias merupakan salah satu dari misteri
besar Indonesia. Tipe khas budaya megalitik yang muncul di Nias tidak dikenal
di daerah lain mana pun di Indonesia, misalnya arsitektur rumah raja-raja di
kampung-kampung Nias Selatan agaknya unik. Kebiasaan dan tradisi masyarakat
Nias tidak terkait dengan kebiasaan dan tradisi yang terdapat di pulau-pulau
tetangga Nias tetapi memiliki banyak keserupaan dengan kebiasaan dan tradisi
dari tempat-tempat yang lebih jauh, yang mengindikasikan bahwa masyarakat Nias
mungkin berasal dari tempat yang jauh itu.
Pulau Nias yang tergolong kecil tetapi memiliki perbedaan bahasa yang
dipakai di setiap daerahnya. Perbedaan yang signifikan bisa dilihat antara
bahasa di daerah Nias bagian Utara atau barat dengan bahasa di daerah Nias
bagian Selatan. Atau antara bahasa di Nias bagian Selatan dengan Nias bagian
tengah. Lebih uniknya lagi misalnya di daerah Nias Selatan ; antara desa dengan
desa yang lain pasti dialeknya berbeda, bahkan desa bertetangga saja pun pasti
berbeda. Misalnya antara Desa Hilimaemölö dengan Desa Hilisimaetanö, antara
Desa Bawömataluo dengan Desa Siwalawa atau Ono Hondrö, dll. Tetapi dengan
perbedaan itu, maka pada umumnya masyarakat Nias Selatan mudah mengenal asal
kampung atau desa seseorang dari logat atau dialek bahasanya, begitu juga untuk
membedakan asal daerah seseorang dari Nias Selatan dengan Nias Tengah atau
dengan Nias Utara.
Secara umum masyarakat Nias membedakan
bahasa Nias sesuai dengan daerahnya menjadi 4 bahasa yaitu bahasa Nias Utara
(biasa disebut Li Niha Gunusitoli), Bahasa Nias Barat (biasa disebut Li Niha
Lahömi), bahasa Nias Tengah (biasa disebut Li Niha Gomo) dan bahasa Nias
Selatan (biasa disebut Li Niha Taludala). Sebenarnya tidak ada sesuatu yang
mengatur penggolongan bahasa tersebut tetapi ini terbentuk dengan sendirinya
ditengah-tengah masyarakat Nias.
Cakupan daerah yang berbahasa Nias
Utara yang disebut Li Niha Gunusitoli adalah daerah Gunung Sitoli dan
sekitarnya, Li Niha Lahömi : Sirombu, Mandrehe dan sekitarnya, Li Niha Gomo :
Gomo dan sekitarnya, Li Niha Taludala : Teluk Dalam, Tello, dan sekitarnya.
Pada waktu Injil masuk di Nias, telah
membawa perubahan yang yang sangat drastis dalam pola hidup masyarakat Nias.
Salah satu kontribusi/sumbangsih para misionaris di Nias yang sampai hari ini
bisa kita nikmati adalah terjemahan Injil dalam bahasa Nias (Li Niha
Gunusitoli) yang menjadi buku pertama berbahasa Nias dan disusul dengan buku
nyanyian gereja.
Dengan penyebaran Injil tersebut
diseluruh Nias, secara tidak langsung telah membuat Li Niha Gunusitoli menjadi
bahasa nasional masyarakat Nias. Jadi tidak heran kalau orang Teluk Dalam,
Orang Gomo, dll, bisa berbahasa atau paling tidak mengerti Li Niha Gunusitoli, sedangkan orang
dari Nias Utara susah mengerti apalagi mempraktekkan bahasa Nias Selatan karena
tidak biasa mendengarnya dan juga karena percakapannya halus dan cepat.
Sebagai contoh perbedaan bahasa
tersebut bisa kita lihat antara Li Niha Taludala dengan Li Niha Gunusitoli :
Bhs Indonesia Li Niha Gunusitoli Li
Niha Taludala
Makan
|
Manga
|
Mana
|
Bawa kemari…!
|
Ohe
bada’a…!
|
Doro
ga…..!
|
Dimana ?
|
Hezo..?
|
Haega
|
Tunggu sebentar…!
|
Baloi
sabata…!
|
Sabata
wa’e….!
|
Dll
|
Dll
|
Dll
|
Selain perbedaan dalam kosa kata dan percakapan
seperti contoh diatas, kalau dicermati ada beberapa perbedaan dalam abjad/huruf
diantara ke 4 pembagian Li Niha di Nias. Seperti contoh di bawah ini :
Bhs
Indonesia Li Niha
Gunusitoli Li Niha Taludala
Dimana
baju saya tadi, Nak ?
|
Hezoso
nukha gu nomege, Nogu ?
|
Haegaso
nukha gu noma’e, ΰa ?
|
Mengapa
itu banyak sekali ?
|
Hanawa
oya da’ö sa’e ?
|
Haΰa ΰa’oya e hö’ö ?
|
Waduh…makanannya
habis di makan……!
|
Ele…ahori
wö i’a gö nia…!
|
Aö…a’oi
i’ae….!
|
NB : 1. Jenis abjad/huruf (ΰ) hanya merupakan perkiraan dari penulis karena jenis hurufnya
tidak ada.
2.
Contoh ketiga, saya diberi masukan oleh
Bapak Waspada Wau (A. Chermien Wau),
beliau mengatakan bahwa kalimat “aö…a’oi
i’ae…!” merupakan kalimat yang terdiri dari “ 8 (delapan) abjad vokal ” dan bisa dikatakan bahwa tidak ada bahasa
di dunia ini yang bisa terangkai oleh 8 abjad vokal seperti kalimat dalam
bahasa Nias (Li Niha Taludala).
3.
Secara keseluruhan ke 4 Li Niha
persamaannya adalah tidak memiliki abjad/huruf “P”.
4.
Kalau ada tambahan ataupun koreksi dari
teman-teman langsung saja kita diskusikan di kolom “kese-kese”. Atau kirim
e-mail ke “bargham@qualtindo.com or bargham@plasa.com ”
S A R A N / U S U L
Dalam rangka untuk melestarikan bahasa
Nias, secara pribadi saya melalui tulisan ini, dengan senang hati mendukung
adanya website ini dimana di dalamnya ada Kamus Bahasa Nias – Indonesia
on-line. Sebagai saran kepada para
pengelola website ini, agar kamus bahasa Nias kita bisa mewakili keragaman Li
Nono Hiha tersebut, maka sebaiknya di dalam kamus tersebut ditambahkan kolom
sinonim dari Li Niha Lahömi, Li Niha
Gomo & Li Niha Taludala. Sehingga masyarakat Nias yang terbagi menurut
perbedaan bahasa tersebut bisa memberikan input untuk melengkapi kamus ini dan
pada akhirnya kamus ini akan menjadi one of the BIG ASSET dari website ini dan
juga Kamus Li Nono Niha akan memiliki khas tersendiri dibanding dengan
kamus-kamus bahasa daerah lain bahkan mungkin di dunia ini.
Sumber :Bargham Dachi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar