Senin, 03 Oktober 2016

Perhiasan, Senjata dan Pakaian dalam Budaya Suku NIAS



Pakaian, perhiasan dan senjata di Nias sangat beraneka ragam serta diberi warna dan hiasan (ukiran) yang bermacam-macam pula. Dalam upacara adat atau upacara kebesaran, pakaian dan perhiasan yang berwarna keemasan atau kekuning-kuningan sangat digemari selain kombinasi beberapa warna lain seperti hitam, merah dan putih. Warna kuning yang dipadukan dengan corak persegi empat (Ni’obakola) dan pola bunga kapas (Ni’obowo gafasi) sering dipakai oleh para bangsawan untuk menggambarkan kejayaan kekuasaan, kekayaan, kemakmuran dan kebesaran. Warna merah yang dipadukan dengan corak segi-tiga (Ni’ohulayo/ ni’ogöna) sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian dan kapabilitas para prajurit. Warna hitam yang sering dikenakan oleh rakyat tani menggambarkan situasi kesedihan, ketabahan dan kewaspadaan. Warna putih yang sering dikenakan oleh para pemuka agama kuno (Ere) menggambarkan kesucian, kemurnian dan kedamaian.

Untuk melengkapi keagungan dan kemegahan penampilan dalam suatu upacara kebesaran (Owasa/ fa’ulu), seorang pria dewasa harus menyelipkan senjata di pinggangnya. Tolögu dan Gari si so rago merupakan senjata yang sangat disukai oleh kalangan bangsawan, panglima dan para prajurit. Pada senjata atau hiasan sering sekali diberi kepala monster (Lasara) atau ukiran-ukiran binatang buas yang angker yang menggambarkan keperkasaan, keberingasan, dan kekuatan kekuasan seseorang.

Nama : Sialu
Bentuk : Anting
Asal : Hiliganöwö, Telukdalam
Catatan : Anting-anting kaum bangsawan yang digunakan oleh kaum laki-laki pada telinga sebelah kanan saja. Tinggi 17,8 cm seberat 50 gram.

Nama : Rai Högö
Bentuk : Mahkota
Asal : Hiliganöwö, Telukdalam
Catatan : Mahkota isteri bangsawan yang dibuat dari emas. Tinggi 4,8 cm, tebal 0,1 cm dengan diameter lingkaran 18,2 cm.

Nama : Rai Ni’owöli-wöli
Bentuk : Mahkota
Asal : Hiliganöwö, Telukdalam
Catatan : Mahkota perempuan yang dibuat dari bahan emas, berbentuk pucuk pakis yang sifatnya tidak cepat layu. Dalam tradisi Nias, pakis menggambarkan kelangsungan hidup karena adanya kemakmuran. Tinggi 27,7 cm tebal 0,1 cm dengan diameter lingkaran 18,50 cm.

Nama : Aya Nifatali
Bentuk : Kalung
Asal : Hiliganöwö, Telukdalam
Catatan : Kalung laki-laki yang dibuat dari emas yang telah dililit-lilit dengan berat 150 gram.

Nama : Rai Nandrulo
Bentuk  : Mahkota
Asal : Hiliganöwö, Telukdalam
Catatan: Mahkota yang dibuat dari emas. Tinggi 32,2 cm, tebal 0,1 cm dengan diameter lingkaran 17,5 cm.

Nama : Gaule
Bentuk : Anting-anting
Asal : Onohondrö, Telukdalam
Catatan : Anting emas yang dikenakan oleh laki-laki kaum bangsawan. Tinggi 4,9 cm dengan diameter lingkaran 3 cm.
Nama : Böbölöwi
Bentuk : Ikat Pinggang
Asal : Pulau Tello
Catatan : Terbuat dari kepingan-kepingan tembaga persegi empat. Dipakai oleh laki-laki. Panjang 98 cm dan lebar 4,5 cm.

Nama : Zolo-zolo
Bentuk : Kalung
Asal : Bawömataluo, Telukdalam
Catatan : Kalung leher keluarga bangsawan yang terbuat dari batu-batu kaca yang telah disusun hingga membentuk lingkaran dengan diameter 25,5 cm.

Nama : Awi mani-mani
Bentuk : Stagen
Asal : Bawömataluo, Telukdalam
Keaslian / Originality : Original
Catatan : Ikat pinggang istri bangsawan yang terbuat dari biji manik-manik yang telah disusun hingga terbentuk menjadi stagen. Panjang 82 cm dan lebar 23,5 cm.


Nama : Töla Zaga
Bentuk : Gelang
Asal : Bawömataluo, Telukdalam
Catatan : Gelang ini terbuat dari gading gajah sehingga disebut Tölazaga atau Tölagaza (tulang atau gading gajah). Sering juga dibuat dari kerang (kima), kayu, bambu dll. Tetapi tetap disebut tölazaga meskipun terbuat dari bahan yang lain. Tinggi 6,7 cm, tebal 3,1 cm dengan diameter 8,0 cm.

Nama : Õröba Si’öli
Bentuk : Rompi Besi
Asal : Bawömataluo, Telukdalam
Catatan : Rompi ini dibuat dari lempengan seng, dipergunakan oleh para prajurit untuk melindungi tubuh mereka pada saat berperang. Lebar 55,5 cm, tinggi 64 cm dengan tebal 0,1 cm.

Nama : Kalabubu
Bentuk : Kalung
Asal : Bawömataluo, Telukdalam
Catatan : Kalung yang terbuat dari tempurung kelapa yang sudah tua. Setelah dibersihkan, tempurung tersebut dipotong melingkar kecil-kecil dan pada pertengahannya telah dilubangi. Kemudian disusun pada sebatang kuningan atau logam lainnya mengkuti alur lubang hingga membentuk lingkaran berdiameter 23,5 cm. Dipergunakan sebagai perhiasan dan pelindung leher pada saat perang.

Nama : Gari Si so rago
Bentuki : Pedang
Asal : Telukdalam
Deskripsi / Description :
Catatan : Senjata pria golongan bangsawan yang telah dewasa. Pada pangkal sarungnya dipasang sekumpulan benda-benda yang dianggap memiliki kesaktian, misalnya: Gigi dan kuku buaya, gigi dan kuku harimau, dll. Matanya terbuat dari besi dimana kedua sisinya telah ditajamkan. Sering dipergunakan untuk menebas musuh yang berjumlah banyak. Pangkal bawahnya ditancapkan pada gagang kayu yang berbentuk kepala monster. Panjang 65,60 cm.

Nama : Tolögu si so rago
Bentuk : Pedang
Asal : Telukdalam
Deskripsi / Description :
Catatan : Senjata pria golongan bangsawan yang telah dewasa. Pada pangkal sarungnya dipasang sekumpulan benda-benda yang dianggap memiliki kesaktian, misalnya: Gigi dan kuku buaya, gigi dan kuku harimau dll. Matanya terbuat dari besi yang telah ditajamkan pada salah satu sisinya yaitu sisi bagian bawah. Pangkal bagian bawahnya ditancapkan pada gagang kayu yang berbentuk kepala monster. Panjang 65,60 cm.

Nama : Baru Oholu
Bentuk : Baju
Asal : Hilinakhe, Nias Tengah
Catatan : Baru Oholu adalah baju dari Kulit kayu dikupas kemudian dipukul-pukul dengan palu kayu hingga semakin lama semakin lebar dan halus. Kemudian dijahit menjadi baju yang dipakai oleh semua golongan masyarakat di Nias.

Nama : Tali baracu
Bentuk : Cambuk beracun
Asal  : Lölö’ana’a, Nias Tengah
Catatan : Alat ini untuk memukul penjahat atau musuh. Di dalamnya telah dimasukkan berbagai racun atau bisa hewan/ binatang yang berbisa dengan mengucapkan mantra tertentu sehingga kalau mengenai tubuh musuh dapat mati dengan cepat.

Nias : Toho Buluse
Bentuk : Tombak
Asal : Bawömataluo, Telukdalam
Catatan : Tombak kebesaran bangsawan. Tiangnya dibuat dari pohon nibung sepanjang 222,9 cm dengan diameter 2,5 cm. Matanya setebal 0,33 cm terbuat dari besi, dan ditancapkan pada bagian atas dari pada tiang.

Nama : Baluse Rane
Bentuk : Perisai / Tameng
Asal : Lölö’ana’a, Nias Tengah
Catatan : Perisai untuk berperang yang terbuat dari kayu ringan. Pada pertengahan bagian bawah telah dilubangi dan diberi tempat pegangan. Pada bagian belakang terdapat ukiran ular berbisa. Panjang 116 cm, lebar 38 cm dan tebal 2 cm.

Nama : Vaze-vaze
Bentuk : Mahkota bangsawan
Asal : Bawömataluo, Telukdalam
Catatan : Mahkota besi ini hanya dipakai oleh bangsawan pada waktu upacara kebesaran. Tinggi 16 cm dengan diameter 16,5 cm.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar